Amarah Warga Sukaraja Memuncak: Jalan Kabupaten Jadi “Jalur Limbah” PT. CRS, Tanggung Jawab Menguap?

 

Kuantan Singingi-Mediamutiara.com Gelombang kekecewaan dan amarah kini tengah menyelimuti masyarakat Desa Sukaraja. Bagaimana tidak, jalan kabupaten yang selama ini menjadi urat nadi transportasi dan akses ke perkebunan warga, kini beralih fungsi menjadi jalur pengangkutan limbah jangkos Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik PT. Citra Riau Sarana (CRS). Akibatnya, kondisi jalan penghubung Desa Sukaraja menuju Sako Margasari ini hancur lebur, tak lagi layak dilalui.

Ironisnya, PT. CRS diduga lepas tangan begitu saja terhadap kerusakan jalan yang diakibatkan oleh aktivitas mereka. Saat dikonfirmasi, pihak PT. CRS melalui Manajer Kebunnya, Bapak Mill, justru mengklaim bahwa angkutan Tandan Buah Segar (TBS) mereka menggunakan jalan Desa Sako Margasari menuju Kuantan Sako Mas. Terkait pengangkutan limbah jangkos melalui jalan yang dikeluhkan warga, Bapak Mill menyatakan bahwa itu menjadi tanggung jawab kontraktor atau pihak PKS, bukan kebun.

Pernyataan ini sontak memicu reaksi keras dari masyarakat. Seorang warga yang enggan disebutkan namanya dengan nada geram mengungkapkan kepada Mediamutiara.Com, “Aku tahu semua, Mas! Tiap hari mobil jangkos dan TBS lewat jalan ini.” Ia menambahkan bahwa jalan tersebut jelas-jelas dialihfungsikan untuk mengangkut limbah jangkos (janjangan kosong) PKS CRS dan TBS inti dari afdeling/sektor 4 Jake.

Menyikapi keluhan warganya, Kepala Desa Sukaraja akhirnya angkat bicara. Melalui konfirmasi via WhatsApp, Kades Desa Sukaraja menegaskan bahwa pada Senin, 21 April 2025, seluruh jajaran Pemerintah Desa (Pemdes), Badan Permusyawaratan Desa (BPD), perwakilan PT. Citra Riau Sarana (CRS), pengusaha sawit, dan pemilik RAM akan mengadakan musyawarah di balai desa untuk mencari solusi dan pertanggungjawaban atas perbaikan jalan yang rusak.

Sementara itu, Penjabat (PJ) Kepala Desa Sako Margasari memilih bungkam saat dikonfirmasi oleh awak media melalui WhatsApp. Sikap diam PJ Kades ini semakin menambah tanda tanya dan kekecewaan di kalangan masyarakat.

Konflik ini jelas menggambarkan ketidakpedulian korporasi terhadap infrastruktur publik dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat sekitar. Akankah musyawarah yang akan datang membuahkan solusi yang adil dan mengembalikan akses jalan yang layak bagi warga Desa Sukaraja? Kita tunggu perkembangan selanjutnya.(Boby,T)